February 25, 2011

Berujung Manis



Pertama kalinya 6 Oktober 2010 dia, sang jodoh,menghampiriku. Mengajakku menikah. Setelah melalui sholat istikharoh beberapa hari, melibatkan Alloh, aku mantap menerima tawarannya. Dan dia datang ke rumah. Bersilaturahim..
10 November 2010, dia dan keluarganya datang ke rumahku. Melamarku. Tak ada tunangan! Karena Islam tak mengajarkan itu. Setelah ada pembicaraan dari kedua pihak, ditetapkanlah pernikahan kami 30 November 2010.

30 November pukul 07.00 kuresmi menjadi istrinya. Isak tangis tak bisa terbendung lagi. Ternyata inilah ujung dari duka panjangku, yang sejak awal tahun 2010 dipaksa dijodohkan dengan polisi oleh keluarga besarku, ya memang urusan jodohku semua pihak ikut campur,gak hanya orangtua tapi pakdhe,budhe,paklek,bulek. Justru bapaklah yang selalu berada di pihakku. Hingga pertengahan Februari 2010 aku kabur dari rumah, pergi ke rumah om di Bekasi, dengan hati penuh tangis. Kala itu hanya dukungan dari Bapak dan om di Bekasi yang ada. Yang lain memaksaku. Tangis mewarnai hari-hariku di sepanjang awal tahun 2010 sampai pertengahan tahun 2010, karena aku gak mau dipaksa nikah sama polisi.
Dan ternyata hampir di penghujung tahun, Alloh mengirimkan seseorang itu, belahan jiwaku yang sebenarnya. Dan sekarang semua duka itu sudah lewat. Sekarang ku bahagia bersamanya. Thanks Alloh.. Betapa sayangnya Engkau terhadapku. Thanks untuk semua anugerah ini.. Engkau mengirimkan dia yang tampan,sholeh,baik hati..Yang tak hentinya mengarahkanku tuk semakin mendekatiMU. Ku tak ingin mengecewakannya.
Semoga Alloh senantiasa memberkahi pernikahan kita, hingga ke surgaNya.
Love u my husband. :-*